Seorang petani di Kecamatan
Warunggunung, Kabupaten Lebak memanen padi sehingga dapat mendorong peningkata
produksi pangan di Banten. Jumat, (15/9)
SERANG - Provinsi Banten adalah salah satu daerah yang
memiliki potensi pengembangan pertanian yang sangat baik sebagai produsen beras
terbesar kesebelas di Indonsesia, padi menjadi tanaman yang telah ditanam di
seluruh wilayah Banten. Menurut data statistika pada 2015 produksi padi
mengalami kenaikan yang disebabkan oleh luas panen yang bertambah dan
produktivitas yang meningkat. Produksi padi mengalami peningkatan tetapi
konsumtif masyarakat juga semakin meningkat. Hal tersebut yang perlu diperhatikan
dengan baik oleh pemerintah.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauhid
menjelaskan, peluang Banten untuk memenuhi kebutuhan daerah masih sangat
terbuka. Pemerintah sudah berupaya melakukan kebijakan untuk mengatasi masalah
pangan. Salah satunya yaitu pemerintah telah membantu para petani untuk
meningkatkan jumlah panen, seperti pemberian pupuk yang berkualitas.
“untuk mempertahankan ketahanan pangan di Provinsi
Banten pemerintah sudah melakukan beberapa usaha pengendalian konversi lahan
pertanian, mecetak lahan pertanian baru dan intensifikasi sistem pertanian
dengan menerapkan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan sekaligus
mempertahankan kualitas pangan. Walaupun secara teoritis ketahanan pangan
mengandung aspek yang sangat luas, termasuk mengadakan bahan pangan baik yang
bersumber dari dalam maupun luar negeri, namun dalam berbagai kebijakan
pembangunan pertanian, usaha pencapaian ketahanan pangan sebagian besar
difokuskan pada peningkatan kemandirian pangan terutama besar,” ujar Agus saat
ditemui di kantornya, di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B),
Kota Serang, Jumat (15/9).
Menurut Agus, sebenarnya jika ditinjau dari kondisi
alam di Indonesia, negara kita termasuk negara yang kaya akan sumber daya alam.
Banyak negara luar yang datang ke Indonesia untuk mengolah bahan mentah dari
Indonesia. Tetapi walaupun Indonesia kaya akan sumber daya alam kita mengimpor
pangan, itu disebabkan karena kekurangan dan kemampuan sumber daya manusia.
“Untuk meningkatkan ketahanan pangan juga perlu
membutuhkan sumber daya manusia untuk mampu mengolah kekayaan sumber daya alam.
Meskipun di Banten lahan untuk bertani luas, jika sumber daya manusia tidak ada
itu sama saja tidak menghasilkan apapun. Untuk itu sumber daya alam itu harus
juga diikuti dengan sumber daya manusia,” katanya.
Mamat (50) salah seorang petani padi mengatakan
distribusi padi baik untuk industry maupun pasar harus diatur. Perlu adanya
pengaturan pasokan gabah sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan masalah
seperti konsumtif masyarakat yang terus meningkat seharusnya dibarengi dengan
pasokan yang terus meningkat.
“ke depan harus diatur, penyuplai harus mempunyai 80
persen, pemasok kerjasama untuk industri lokal. Pengaturan di tingkat pemasok
juga mesti diatur. Masih banyak beras impor yang diproduksi walau beras lokal
terus meningkat” katanya. (SLV)