Oleh : Raka
Virgia Raspati
Sosok
berpostur tinggi sekitar 170cm dengan berat badan ideal 60kg, memiliki rambut hitam ikal dan berparas tampan
ialah seorang pemuda rantau dari Bumi Sriwijaya. “Bobby” begitulah ia disapa
dalam keseharian oleh teman-temannya. Tak seperti pemuda kebanyakan, pria
kelahiran tahun 96’ itu memiliki pengalaman menarik dalam dunia pendidikan.
Memiliki
nama lengkap Bobby Agus Setiawan yang saat ini duduk di bangku semester 5 Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa rupanya pernah menjadi Mahasiswa Teknik
Elektro di Universitas Lampung selama satu tahun.
Pada
tahun 2010 silam, ia berhasil masuk ke SMAN 4 Lahat jurusan IPA, salah satu SMA Negeri unggulan di provinsi Sumatera Selatan yang
setara dengan SMAN 17 Palembang. Bobby
sendiri merupakan seorang
anak yang secara administratif bertempat tinggal
di Kabupaten Pagar Alam, kabupaten yang sebagian besar daerahnya berada di
dataran tinggi karena berada tepat di kaki gunung
Dempo, atapnya Sumatera Selatan. Namun hal
itu tak menyurutkan semangat belajarnya untuk bisa masuk di sekolah terbaik.
Saat SMA ia bertempat tinggal
di asrama,
jauh dari rumah dan hanya pulang ke rumah dua
minggu sekali. Sosoknya tak begitu pandai bergaul, meski bukan juga termasuk
yang anti sosial. Ia tidak memiliki begitu banyak teman saat di SMA, hanya
teman yang berada datu kelas
yang akrab dengannya. Lain halnya dengan teman-teman sepermainannya di kampung
halaman jumlahnya lebih banyak sebab mungkin sudah akrab belasan tahun sejak ia
masih kecil.
Pada
tahun 2013 ia lulus dari SMAN 4 Lahat dan diterima di salah satu Perguruan
Tinggi Negeri terbaik,
Universitas Lampung dengan
jurusan yang bukan main hebatnya yaitu Teknik Elektro melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional atau
biasa disebut SBMPTN. Namun, masuk bangku kuliah bukanlah rencana awal pria berambut ikal itu setelah
ia lulus dari SMA. Menurut
pengakuannya, kuliah yang ia jalani setengah terpaksa. Rencana awal Bobby setelah lulus dari SMA adalah
melanjutkan studinya di
IPDN, namun orang tuanya
memaksanya untuk kuliah. Pada pertengahan semester 3, akhirnya ia nekat
memutuskan untuk ikut tes IPDN dan meninggalkan kuliahnya. Selama dua minggu ia
mengikuti tes IPDN di Palembang namun naas
pada tahap seleksi yang terakhir,
tes Computer Based Tes, ia gugur.
Setelah gugur di tes masuk IPDN,
ia mencoba menghubungi salah satu kawan
SMA nya yang sedang
kuliah di Jakarta, ia merantau ke Jakarta dan tinggal sementara waktu di kontrakan kawannya sambil mengikuti bimbingan belajar
di salah satu tempat bimbingan
belajar ternama di Jakarta. Program bimbingan belajar yang Bobby ambil saat itu
adalah program Sosial Hukum,
karena niatnya setelah ini adalah melanjutkan studinya,
namun bukan kembali ke teknik seperti beberapa tahun sebelumnya melainkan masuk
ke jurusan sosial. Ia juga sempat berdiskusi dengan salah
satu temannya yang sedang kuliah di
Universitas Lampung tentang jurusan yang tidak
terlalu membenani di Fakultas Ilmu Sosial Politik karena latar belakang Bobby merupakan siswa
berpendidikan IPA. Temannya menyarankan bahwa jurusan itu
adalah Ilmu Komunikasi. Setelah mencari tahu lebih dalam tentang jurusan Ilmu
Komunikasi, ia mulai tertarik dan merasa bahwa jurusan Ilmu Komunikasi adalah jurusan
yang sesuai dengan passionnya.
Pada tahun 2015 ia mencoba lagi mengikuti SBMPTN dan memilih
program studi
Ilmu Komunikasi di Unpad dan Veteran namun hasilnya nihil. Tak
pantang menyerah, ia kemudian mengikut Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri dan memilih program
studi yang sama pada saat
SBMPTN namun dengan Universitas berbeda. Ia memutuskan ingin kuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Menurutnya, salah satu perguruan
tinggi negeri yang
tergolong bagus
dan dekat dari Jakarta adalah Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Karena keinginan kuatnya, ia berhasil lolos UMB-PTN dan masuk di jurusan
Ilmu Komunikask
Universitas Tirtayasa. Sekarang, ia menjalani harinya dengan penuh semangat
dan selalu aktif di kampus di konsentrasi Jurnalistik Jurusan Ilmu Komunkasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.