Difa Dzulfikar adalah salah satu mahasiswa berprestasi di Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa yang terknenal dengan sebutan Untirta dan satu-satunya
kampus negeri di Banten. Difa berkuliah dijurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik semester 5, sebelumnya dia lulusan dari SMAN 2 Kota Serang
pada tahun 2012. Sekarang ia masih tinggal dengan orang tuanya di daerah cijawa
serang yang sebelumnya prrmah timggal di perumahan lebak indah. Dalam
kesehariannya ia sering membantu orang tua nya dalam hal pekerjaan rumah.
Panggil saja Dipa, Pria kelahiran serang 28 november 1996 ini mempunyai
aktivitas yang lumayan padat yaitu sebagai anggota Gita Surosowan Banten, anggota
komunitas reptil, dan yang terbaru sebagai driver Go-Jek. Gita Surosowan Banten
(GSB} adalah marching band yang sangat terknenal di Banten, terkenal karena
prestasinya yang luar biasa, dan anak-anak seumuran SD sampai dengan kuliah
banyak yang terttarik ingin masuk dan berganbung bersama Grup GSB.
Dipa bergabung dengan GSB sejak 2013, Karena kesukaannya terhadap musik. Memang pada dasarnya dia sudah
senang di GSB dan dia juga hobi dengan musik, itu menjadikannya salah satu
anggota yang berprestasi, seperti pada tahun 2014 GSB menjadi juara 2 world
class dalam ajang Thailand World Music Championship (TWMC) dan pada tahun yang
sama juga, GSB menjadi juara 2 international class dalam ajang Drum Corp
Championship (DCI) di USA dan seorang Dipa ikut berkontribusi didalamnya,
Karena hal itu juga bisa membawa Dipa berkeliling dunia, mulai dari Thailand
sampai ke Amerika Serikat. Tentu saja
dia merasa sangat senang, bangga, dan
merasa beruntung. Bukan hanya dia yang merasa seperti itu tetapi orang tua dan
orang-orang yang dekat dengan dia juga merasakan hal yang sama. Pada tahun 2017
ini Dipa di angkat menjadi staff GSB karena kontribusinya, Staff berarti dia
bertanggung jawab menurunkan ilmu yang dia punya kepada junior-junior barunya
dan karena sudah di anggap sebagai pengajar, maka Ia berhak menerima gaji tiap
bulannya.
Pada awalnya Dipa yang memegang alat Tenor Drum sangat merasa kesuliatan saat pertama
kali memegangnya, namun dengan usaha dan terus belajar dengan giat
menjadikannya seperti sekarang ini. Dipa mengatakan, di GSB banyak senangnya
dia bisa jadi lebih di kenal orang, mendapat ilmu baru, manjadi kebanggan orang
tua. Namun hal tidak menyenangkan juga ada, seperti susah belajar alatnya,
kadang mentornya juga tidak mengenakan, dan yang pasti lelah karena jadwal
latihan yang padat apalagi mau mendekati event. Tapi semua proses itu akan menjadi
hasil yang tidak akan mengecewakan kita. “Berusahalah dengan giat, jangan pantang
menyerah, jangan mengeluh agar bisa mewujudkan mimpi-mimpi kita”, tutup Dipa.