SERANG-Hari jadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) diperingati setiap
tanggal 5 Oktober. Tanggal ini memiliki sejarah panjang di awal masa
kemerdekaan.
Sebelum kemerdekaan, ada nama Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL)
dan juga Pembela Tanah Air (PETA). KNIL merupakan tentara kerajaan
Hindia-Belanda yang dibentuk ketika Perang Diponegoro berlangsung. Sementara
PETA dibentuk pemerintahan Jepang yang dibentuk untuk melawan tentara sekutu
pada tahun 1943.
Pada 14 Februari 1945, Komandan Pleton (Sodancho) PETA Supriyadi (Soeprijadi)
memimpin pemberontakan untuk melawan tentara Jepang di Blitar. Supriyadi sempat
meminta pendapat Sukarno sebelum melakukan pemberontakan.
"Apa yang tidak diketahui orang sampai sekarang ialah bahwa Sukarno
sendiri tersangkut dalam pemberontakan ini. Bagi orang Jepang, maka
pemberontakan PETA merupakan suatu peristiwa yang tidak diduga sama sekali.
Akan tetapi bagi Sukarno tidak. Aku telah mengetahui sebelumnya. Ingatlah bahwa
rumahku di Blitar," kata Sukarno dalam buku Penyambung Lidah Rakyat
Indonesia yang ditulis Cindy Adams.
Sukarno kala itu merupakan pemimpin dari Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Namun
waktu itu Sukarno meminta Supriyadi dkk untuk mempertimbangkan dampak yang
mungkin terjadi. Tetapi Supriyadi tetap memimpin pemberontakan yang berujung
pada penangkapan sejumlah pimpinan PETA oleh tentara Jepang.
Supriyadi menghilang setelah pemberontakan itu. Hingga kini nasib Supriyadi
masih menjadi misteri.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pemerintah membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)
pada 23 Agustus 1945. Setelah itu secara bertahap dibentuklah BKR Darat, BKR
Laut, dan BKR Udara.
BKR memiliki kepengurusan di pusat dan sejumlah daerah. Tetapi ada pula daerah
yang menolak dibentuk BKR dan akhirnya membuat lembaga serupa dengan penamaan
sendiri.
Akhirnya pada 5 Oktober 1945, Maklumat Pemerintah mengubah BKR menjadi Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) yang juga memasukkan para mantan anggota PETA. BKR Darat,
Laut, dan Udara secara bertahap juga menyesuaikan penamannya.
Nama TKR sempat diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat. Tetapi kemudian
mengalami perubahan lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada tahun
1946.
Presiden Sukarno kemudian mengubah lagi nama TRI menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947. TNI merupakan gabungan dari TRI dan tentara
elemen-elemen rakyat lainnya.
Jenderal Soedirman kemudian ditunjuk menjadi Panglima Besar pertama TNI. Meski
nama TNI baru diberikan pada tanggal 3 Juni 1947, namun hari lahir kesatuan
tersebut tetap diperingati setiap 5 Oktober. (UVI)