Matahari siang itu
terasa menyengat kulit para pengendara di kota serang, macet menambah hawa
panas yang teramat lekat. Heran terlihat dari wajah tiap pengendara motor
khususnya, siang itu volume kendaraan tidak teramat banyak. Namun kemacetan
terjadi sangat parah, kala itu unjuk rasa depan IAIN Serang lah yang menjadi
penyebab kemacetan kali ini.
Terlihat kumpulan
mahasiswa yang merayakan HUT Banten ke-17 ini dengan berunjuk rasa. Bendera
organisasi dan tanpa almamater dikenakan, terlihat menjadi pemandangan tersendiri.
Panas pun tak terelakan lagi, ketika mahasiswa unjuk rasa membakar ban saat
orasi berlangsung. Namun, apakah maksud dari ban yang dibakar acap kali
dilakukan ketika unjuk rasa?.
Rahman menjadi
salah satu pengendara yang merasa terganggu, pembakaran ban yang dilakukan oleh
mahasiswa tidak hanya memberi kesan panas, tetapi juga dapat mencemarkan udara
disekitar. “asapnya sampai mengepul gitu, ga kebayang deh kalau tiap demo bakar
ban terus, bisa-bisa udara jadi makin kotor” ucap Rahman.
Seorang mahasiswa
berbadan tegap turut pula hadir dalam unjuk rasa tersebut, Andri menjadi
panggilannya. Dia pun mengikuti rangkaian unjuk rasa, sedari awal hingga momen
bakar ban terjadi. Membakar ban dilakukan guna mempertahankan tempat unjuk rasa
tersebut. “bakar ban menjadi salah satu cara untuk mempertahankan tempat unjuk
rasa, dan juga menjadi bukti kecewa kami terhadap pemerintahan” ujar Andri.