Diego Amando selaku Ketua Pelaksana sedang membuka
kegiatan Panggung Rakyat, Sabtu (20/5).
SERANG
– Menjelang perayaan Hari Kebangkitan Naional atau biasa dikenal Harkitnas,
Aliansi Mahasiswa Banten menggelar
panggung rakyat, di Alun-alun Kota Serang, jalan Veteran, Kota baru, Kota
Serang, Banten, pada Sabtu (20/5).
Ketua
Pelaksana Panggung Rakyat, Diego Armando mengatakan, Panggung Rakyat diartikan
sebagai segala sesuatu yang bersentuhan dengan persoalan rakyat. “panggung
rakyat ya sebutan yang pas karena kegiatan ini berbaur dan berbau akan
masyarakat atau rakyat. Seperti panggung rakyat kemarin yang isinya banyak
acara salah satunya ada akustikan, musikalisasi puisi, orasi atau spekout,
siapapun yang mau orasi dipersilahkan, asalkan tidak bermuatan permusuhan SARA
dan menjunjung tinggi perjuangan demokratisasi. Dan ada pameran foto juga
mural. Dan memang semua muatan diatas itu bersentuhan dengan rakyat.” ujarnya
Acara
tersebut dihadiri oleh seluruh Aktivis Kampus Pro Demokrasi di Banten, seperti
LMNM, KMS30, NDP, dan juga UMC. Panggung Rakyat tersebut digelar dengan tema “bangun
persatuan rakyat lawan rezim anti rakyat anti demokrasi dalam wujud kebangkitan
untuk lepas dari imperialism dan feodalisme”.
“Tujuan
dari panggung rakyat ini adalah selain menjadi agenda momentum Hari Kebangkita
Nasional atau Harkitnas, panggung rakyat tersebut juga memiliki arti lebih
terkait pengukiran makna lebih dalam untuk massa secara luas dapat memahami
arti Kebangkitan Nasional. Agar panggung rakyat tersebut menjadi media
penyadaran bagi massa secara luas, pada tanggal 20 Mei kemarin bahwa kondisi
nasional hari ini jauh dari kata bangkit dan bahkan dapat dikatakan memiliki
beberapa keterpurukan,” kata Diego.
Diego
menambahkan, manfaat yang akan didapatkan jika mahasiswa mengikuti agenda
tersebut ialah, mahasiswa akan mampu melatih dirinya untuk semakin mencintai
masyarakat atas segala persoalan yang dialami rakyat hari ini, karena sejatinya
mahasiswa adalah tonggak yang seharusnya mampu menyalurkan intelektualistnya
dalam praktik nyata. Maka dari itu agenda tersebut sangat memiliki manfaat bagi
mahasiswa untuk mempertajam perannya sebagai “agent of change & agent of control”.
Mahasiswa Untirta yang
berpartisipasi membuat mural dalam kegiatan tersebut, Aan Anwari mengatakan,
dirinya sangat amat mendukung dengan adanya gerakan ini. “awalnya pun saya
tidak tergabung dalam aktivis kampus yang kebanyakan datang sekarang ini, tapi
saya bangga karena masih ada mahasiswa yang mau memperingati 20 Mei ini. Karena
jaman sekarang sudah jarang ditemukan mahasiswa yang masih kritis akan
bangsanya,” kata Aan. (SAR/SLV/YOURNALISTIC)