Sedang diadakan disalah satu desa di Kragilan
melaksanakan pendidikan untuk masyarakat yang buta aksara.
SERANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud)
Kabupaten Serang menyebut angka buta aksara di Kabupaten Serang masih terbilang
tinggi. Ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengikuti program paket
kesetaraan di kelompok belajar di masing-masing desa.
Kepala Bidang (Kabid) SD pada Dindikbud Kabupaten
Serang, Aber Nurhadi mengatakan, bahwa berdasarkan data yang dimiliki
masyarakat yang mengikuti program keseteraan meliputi paket A sebanyak 200
orang, paket B 1.440 orang dan paket C 1.980 orang.
"Diharapkan masyarakat yang tidak melanjutkan
pendidikan formal baik SD, SMP maupun SMA bisa mengikuti melalui program
kesetaraan ini dan tidak perlu khawatir karena ini adalah gratis, jadi
masyarakat bisa membaca dan menulis, sehingga kedepan masa depan mereka lebih
cerah,” ujarnnya pada Sabtu (20/5).
Terkait anggaran sendiri, kata dia untuk kegiatan ini
kurang lebih menghabiskan anggaran sebesar Rp 3,2 miliar dari dana APBD. Dana
ini sudah diperhitungkan untuk proses kegiatan belajar (PKB) baik pokjar
(Kelopok belajar) ataupun lainnya.
"Rata-rata lama belajar di kami baru 7, 6 tahun
atau setingkat dengan SMP kelas 2 semester 1, dibandingkan dengan Vietnam kita
sudah jauh tertinggal, padahal Vietnam itu baru kemarin,” ujar Aber.
Aber mengatakan, mengenai alasan banyaknya anak yang
putus sekolah, mereka selama ini karena faktor ekonomi. Tapi disamping itu ada
yang memang untuk langsung bekerja. "Ada masyarakat atau orang tuanya itu
menyuruh, lebih baik mencari uang dari pada sekolah, toh pada akhirnya sekolah
tinggi-tinggi bekerja di pabrik, dan ini adalah pemahaman yang keliru,”
ujarnya.
Namun yang jelas saat ini Dindikbud Kabupaten Serang
mempunyai tugas berat untuk meluruskan pendapat masyarakat, bahwa pendidikan
itu bukan untuk bekerja, akan tetapi bekal untuk hidup ke depan. Karena
kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikannya.
“Kalau masyarakat tidak mau bersekolah pada akhirnya
di pabrik juga kerjanya dibagian apa, dan nanti akan dirasakan. Kami berharap
masyarakat dapat membuka pola pikir bahwa pendidikan itu sangat penting,” pungkasnya.
Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Serang,
Abdul Ghofur mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini. Oleh karena ia
meminta Pemkab Serang dalam hal ini Dindikbud Kabupaten Serang untuk terus
memberikan pemahaman terhadap masyarakat bahwa betapa pentingnya pendidikan.
"Saya minta Dindikbud jangan putus asa membantu
masyarakat kurang mampu memperoleh pendidikan. Kasih mereka pemahaman pentingnya
pendidikan," katanya.
(AYU/SLV/YOURNALISTIC)