Acara
pembukaan Gema Tahun Baru Islam dan Santunan Anak Yatim di Kampung Kawidaran,
Cibadak, Cikupa, Tangerang, Banten, Kamis (21/09). (Dokumen Pribadi)
“Tahun
baru islam bukanlah sesuatu yang harus dirayakan tapi untuk dijadikan sebuah
refleksi diri dengan banyak muhasabah
mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak berzikir dan memohon ampun atas
segala dosa yang telah diperbuat baik sengaja maupun tidak, juga merupakan
momentum untuk menanamkan spirit keimanan dan ketakwaan kita untuk lebih giat
dalam melakukan amal baik dan ibadah di dunia serta bekal ibadah di akhirat
untuk menuju jannah- Nya,” jelas Ahmad Wildan Maulana, Ketua Forum Silaturahmi
Mahasiswa Islam-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FoSMaI-FISIP)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, .
1
Muharram 1439 H yang tepat jatuh pada 21 September 2017 merupakan tahun baru
bagi umat muslim yang ada di dunia. Banyak cara yang dilakukan setiap orang
untuk memaknai dan merayakan tahun baru ini, mulai dari pawai obor keliling
kampung, melakukan kajian tahun baru islam, perlombaan bernuansa islami pun
bisa menjadi pilihan menyambut tahun baru islam.
Wildan
menjelaskan bahwa tahun baru islaam dimaknai sebagai tolak ukur segala amal
perbuatan dan ibadah manusia di hadapan Tuhan, sebagai perenungan diri dan
usaha untuk meningkatkan ketakwaan agar lebih taat. Ia bersama komunitas yang
dipimpinnya berniat mengadakan kajian umum mengenai tahun baru islam 12 Oktober
mendatang untuk mahasiswa FISIP khususnya dan mahasiswa Untirta pada umumnya. “
FOSMAI hanya mengadakan acara kajian umum fresh (FOSMAI Religius Education
School) yang bertema Spirit of Muharram, “Perbaiki Sholatmu maka Allah akan
perbaiki hidupmu”,” ujar Wildan mengakhiri percakapan.
Adalah
Dilla Priskayanti, mahasiswa semester 5 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Untirta menjadi panitia acara perayaan tahun baru islam di kampungnya yang
terletak di Kampung Kawidaran RT 11/03 Desa Cibadak Kecamatan Cikupa Kabupaten
Tangerang. Dilla mengaku, ia sangat antusias dan senang dalam menyambut
kedatangan tahun baru Islam, terbukti ia bersama panitia lainnya merancang
kegiatan untuk merayakan tahun baru islam dengan cara berbeda di tahun ini.
Bukan
hanya pawai obor dan santunan anak yatim seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka
juga mengadakan perlombaan nasyid atau seni suara/nyanyian yang bercorak Islam
untuk anak-anak kecil dan dewasa, puisi islami, drama, marawis, tarian islami
pun turut diperlombakan.