Serang - Tahun ajaran
baru berganti, kepengurusan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang ada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
(Untirta) pun turut berganti. Mayoritas ketua tiap HMJ periode 2017 ini
dipimpin oleh seorang laki-laki. Namun tak menutup kemungkinan, kesetaraan
gender tetap ada di lingkungan kampus Untirta. Karena ada beberapa HMJ yang
juga diketuai oleh seorang perempuan.
Salah
satunya yakni HIMA IP (Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan) yang berada
dibawah pimpinan Risa Nurhasanah. Risa mengaku bahwa dirinya masih tidak
percaya sudah menjadi pemimpin, terlebih memimpin orang banyak yang kurang
lebih sekitar 32 orang pengurus himpunan.
"Kebetulan
saya seorang perempuan, yang terkadang perempuan itu dipandang sebelah mata.
Yang mana orang diluar sana bilang, perempuan itu lebih mengedepankan
emosi." ujar Risa. "Menurut saya, sebaiknya pemimpin itu jangan hanya
dilihat dari status gender, tapi bagaimana kapabilitas ia sebagai seorang
pemimpin." imbuhnya.
Kamis
(9/3), Pelantikan pengurus HIMA IP tahun 2017 di Auditorium Gedung B Umtirta,
Serang. Risa Nurhasanah selaku HIMA IP membacakan sumpah pelantikan dan diikuti
oleh seluruh pengurus HIMA IP yang beranggotakan 32 orang.
Diskriminasi
terhadapnya pun pernah dirasakan. Namun Risa memaklumi, karena menurutnya hal
tersebut wajar saja terjadi.
"Awalnya
sih pernah ngerasa didiskriminasi, wajar sih karena saya perempuan. Apalagi
lawan kandidat saya ketika menjadi calon ketua saat itu semua laki-laki. Banyak
pendapat juga bahwa selagi ada laki-laki kenapa harus perempuan yang memimpin
katanya." tutur Risa yang dijumpai tempo hari (11/4) "Namun seiring
berjalannya waktu, sudah tidak ada lagi pemikiran-pemikiran yang menyatakan
bahwa menjadi pemimpin itu harus laki-laki." tambahnya.
Zinedine
Julian salah satu pengurus HIMA IP mengaku ia termasuk orang yang tidak
mempermasalahkan jika seorang pemimpin itu laki-laki atau perempuan. Ia tidak
melihat ke arah gender, namun lebih kepada kelayakan seseorang untuk menjadi
pimpinan.
"Ya
memang seorang pemimpin selalu identik dengan seorang lelaki, namun perempuan
pun memiliki hak yang sama di semua aspek, termasuk menjadi seorang
pemimpin." ungkap laki-laki yang kerap disapa Zul itu.
Selain
HIMA IP, ternyata HIMA SENI (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sendratasik) turut
diketuai oleh seorang perempuan. Iin Sakinah selaku ketua HMJ Sendratasik ini
merasa bangga dan bersyukur sudah dipercaya memimpin himpunan walaupun ia
perempuan. Ia berusaha mengubah pola pikir mahasiswa bahwa pemimpin itu tidak
harus laki-laki. Karena terpilihnya ia sebagai ketua HMJ ini memang impiannya.
"Beruntungnya
tidak ada diskriminasi terhadap saya, dan saya pun ingin membuktikan bahwa
walaupun saya perempuan saya mampu, saya bisa mengemban amanah ini dengan
sebaik mungkin." ujar Iin.
Sejauh
ini, baik Risa maupun Iin merasa tidak ada hambatan yang signifikan selama
menjabat menjadi ketua HMJ. Pengurus himpunan dan para mahasiswa pun tidak
terlalu mempersalahkan jika HMJ dipimpin oleh seorang perempuan. Terlebih
selain ketua, wakil ketua HMJ Sendratasik itu sendiri juga perempuan. Namun
baik pengurus atau mahasiswa Sendratasik yang lainnya turut menghormati dan
sangat mendukung kinerja Iin dan rekannya.
Zul
berharap semua elemen baik dari pengurus himpunan atau mahasiswanya bisa
sama-sama merapatkan barisan dan kerja sama untuk membangun masing-masing
himpunan menjadi jurusan terdepan, karena ini bukan tentang pimpinan atau
pengurus himpunannya, tapi semua harus bersinergis menjadikan himpunan itu
lebih baik lagi kedepannya.
"Karena
pada hakikatnya tidak ada alasan yang melarang perempuan menjadi pemimpin,
sebab yang perlu dinilai bukan siapa yang mengatakan, tapi apa yang dikatakan,
dan bukan siapa yang memimpin, tapi apa yang bisa dia lakukan." tutur Zul
diakhir pembicaraannya. (MIT)