Pagi
telah tiba, saatnya kaum muslim di seluruh dunia merayakan Idul Adha 1438 H, Jumat
(1/9). Pada malam sebelumnya sudah terdengar takbir yang dikumandangkan di
berbagai masjid untuk mengingatkan kaum muslim bahwa idul adha telah tiba. “Allahu Akbar.. Allahu Akbar.. Allahu
Akbar.. La ilahaila allahu..allahu akbar.. Allahu Akbar walillahil hamd..” gema
takbir berkumandang seraya membangunkan umat muslim di dunia untuk menyambut
hari raya Idul Adha, ratusan jamaah sudah mulai memadati Masjid Jami Al Wustho
Talaga, Cikupa.
Jam
menunjukan pukul 05.30 WIB suasana pagi itu tampak mendung seolah ingin turun
hujan. Namun berkat kehendak Tuhan, hari menjadi cerah. Ratusan jamaah umat
muslim berbaris rapih di shaf-shaf yang di sediakan. Secara khidmat jamaah
tertunduk dan mengumandangkan takbir
serta mengikuti jalanya ibadah idul adha saat itu.
Masjid
Jami Al Wustho yang berada di pinggir jalan yang saat ini tengah direnovasi,
membagi para jamaahnya sebelum melaksanakan solat. “Seluruh Jamaah laki-laki
ditempatkan di lantai 1 dan 2 masjid. Sedangkan untuk Jamaah Perempuan untuk
sementara di bahu jalan”, jelas Sahroji salah satu anggota Dewan Kemakmuran
Masjid (DKM) Jami Al Wustho.
Seiring
berjalannya waktu, para jamaah mulai memadati sekitar masjid, baik laki-laki
maupun perempuan. Solat Ied Adha dimulai pukul 07.00 dipimpin imam masjid, Supriyadi. Suasana yang tercipta
begitu hening, tenang dan damai saat itu.
Usai
solat para jamaah tertunduk sejenak mendengarkan khutbah dari sang khotib.
Khutbah yang berisikan makna Hari Raya Idul Adha yang identik dengan Qurban yaitu penyembelihan hewan kambing,
sapi, domba, unta. Dengan begitu, kita merelakan sebagian harta kita yang
sebetulnya milik Allah untuk orang lain. Ini menjadi bagian dari ketaatan kita
kepada Allah. Syaratnya, dalam qurban harus benar-benar mencari ridha Allah,
bukan untuk yang lain.
Supriyadi
yang mengenakan kopiah hitam baju gamis putih dalam khutbahnya menjelaskan Idul
Adha selalu menjadi daya tarik untuk warga sekitar tiap tahunnya, Hari raya
yang di rayakan berkat keteguhan hati nabi Ismail A.S yang disembelih oleh sang
ayah, namun kemudian Allah gantikan dengan domba gibas, memberikan hal positif bagi umat muslim, sehingga
hadirlah pemotongan hewan qurban pada Idul Adha.
Khutbah
pun selesai, dilanjut dengan do’a yang dipimpin oleh Suryadi yang menjadi
penutup ibadah idul adha pagi itu. Para jamaah pun beranjak dari alas duduknya,
pemandangan yang mengharukan terjadi. Warga saling bersalam-salam dan meminta
maaf satu sama lain. Indahnya persaudaran.
Orang
dewasa dan anak-anak kecil terlihat di sebuah lapangan yang luas. Mereka datang
untuk menonton hewan yang disembelih. Tampak anak-anak kecil itu tengah asik
bermain dengan kambing-kambing yang akan diqurbankan. “Embeeeeeee....embeeeeeee...”
suara kambing-kambing beradu dengan tawa sekumpulan anak-anak kecil, riuh
lapangan saat itu. Terlihat ada 3 ekor sapi dan 5 ekor kambing sedang makan
rerumputan yang disediakan panitia penyembelihan qurban .
Kerumunan
warga ramai bukan hanya sampai hewan-hewan itu dipotong, melainkan sampai para
panitia mengkuliti dan menimbang tiap kantong warga masih menyaksikan, buat
mereka itu merupakan daya tarik tersendiri. Panasnya siang itu tak menjadi
penghalang untuk mereka, namun, guratan bahagia di wajah para warga seketika
berubah menjadi rasa iba saat sapi dan kambing mulai ditakbirkan dan
disembelih, terlihat wajah hewan-hewan tersebut yang pasrah dan siap pergi
menuju surga.
Untuk
pembagian daging di ambil alih oleh bapak-bapak warga Talaga Cikupa, Sukma.
Sebelum di bagikan panitia berdiskusi terlebih dahulu agar mudah untuk
membagikannya. Daging yang sudah di bagikan pastinya langsung di olah untuk di
makan oleh keluargaTak jarang dari setiap rumah warga mengadakan acara
bakar-bakaran seperti sate salah satunya. Setiap keluarga saling berkumpul dan
bersilaturahmi. (Ula)