Aksi
buruh dalam momentum May Day (1/5) di Salemba yang menyuarakan aspirasi mereka.
Serang-Persoalan
upah murah dengan dikeluarkannya PP 78 tahun 2015 tentang pembatasan kenaikan
upah hanya berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi nampaknya masih menjadi
polemik yang hangat dalam momentum Hari Buruh Sedunia, tidak hanya itu,
persoalan sistem kerja kontrak dan outsourching pun turut mewarnai isu
perburuhan tahun ini. Belum lagi dewasa ini muncul persoalan baru dengan
diluncurkannya program magang oleh pemerintah.
Gerakan
buruh hari ini konsisten dengan penolakan isu yang ada, namun gerakan buruh
hari ini tidak mengalami peningkatan massa, karena yang bergerak hanya dari serikat
buruh saja, masalah tersebut timbul karena kurangnya massa rakyat yang
mendukung gerakan buruh tersebut.
"Persoalan
perburuhan tidak ada habisnya, di satu sisi kebijakan ekonomi pemerintah terus
menekan dan memiskinkan lapisan rakyat mayoritas, selain itu gerakan buruh yang
mempunyai kemampuan mobilisasi besar ini sering mendapat cibiran dari beberapa
kalangan karena hanya berkutat pada persoalan sektoralnya." ungkap ketua
Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Ilham Syah.
Gerakan
buruh juga memiliki cita-cita untuk membangun partai politik guna mempermudah
masuk ke jajaran parlemen, mereka juga aktif melalukan konsolidasi dengan
berbagai organisasi rakyat.
"Partai
sebagai alat perjuangan bersama untuk merebut kekuasaan. Perjuangan ekonomi dan
perjuangan politik adalah jalan untuk pembebasan rakyat guna mewujudkan
cita-cita bersama yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, karena
serikat buruh ataupun organisasi rakyat punya keterbatasan. Serikat buruh atau
organisasi rakyat tidak punya wakil di parlemen padahal parlemen adalah lembaga
yang membuat Undang-undang. Untuk masuk ke parlemen atau untuk mencalonkan
menjadi presiden harus dari partai politik. Partai politik yang ada pada hari
ini hanya partai kaum borjuasi atau partainya pemilik modal sehingga wajar
kebijakan atau aturan perundang-undangan yang ada pada hari ini hanya
menguntungkan dan melindungi mereka kaum pemilik modal." Tambah Ilham
menjelaskan ketika di wawancarai.
Konfederasi
Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) menanggapi isu perburuhan tahun ini juga
dengan melakukan evaluasi gerakan buruh yang terjadi dalam beberapa tahun
terakhir."Buruh berpartai itu bagus, ada kemajuan, karena mulai menyentuh
langkah-langkah politis; mengambil alih kekuasaan, langsung masuk ke pemerintahan"
ungkap salah satu mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Jonah Silas Sianipar.
Penulis:
(AY/BBY/YOURNALISTIC.)