Suasana didalam kereta Ekonomi Lokal jurusan
Merak-Angke. (22/04) (SAR)
SERANG -
Pelaku pelecehan seksual di dalam kereta
jurusan Merak-Angke, Tenjo, (13/7/17). Pria berusia sekitar 30 tahun kepergok
oleh salah satu penumpang sedang berbuat asusila.
Perbuat
seorang pria tuna susila di kereta yang
marak terjadi di kereta akhir-akhir ini turut meresahkan penumpang, terutama
kaum wanita. Perbuatannya dianggap tindak pelecehan seksual karena kerapkali
pelaku menyodorkan alat kelaminnya kepada wanita yang duduk disebelahnya.
Kejadian
tersebut, menurut salah satu penumpang yang melihat, terjadi di gerbong kereta
Ekonomi Lokal jurusan Merak-Angke. Pria tersebut diduga merupakan seorang
eksibisionis.
"Menurut
laporan saksi, pelaku mengeluarkan kemaluannya, lalu melakukan masturbasi
hingga 'keluar' di pakaian korban, lalu menyodorkan kemaluannya kepada seorang
wanita yang duduk disebelah pelaku" ujar Afia sebagai saksi.
Saksi
yang melihat aksi bejat itu tidak bisa melaporkan kejadian tersebut kepada
petugas keamanan dikarenakan menurut saksi pertugas keamanan dikereta Ekonomi
Lokal tidak sebanyak dengan petugas yang ada pada commuter line yang ditiap
gerbong keretanya ada petugas keamanannya.
“karena
saya tidak berani untuk melaporkannya, jadi saya hanya diam saja sambil menahan
rasa takut juga jijik, tetapi selang beberapa menit ada petugas keamanan dan
petugas lainnya datang untuk meminta tiket kereta, baru disana petugas melihat
kejadian tersebut dan langsung dibawa kegerbong paling depan”
Sang
pelaku tak diserahkan begitu saja ke pihak berwajib, agar jera ia kemudian
dihukum sosial dengan dipajang di tengah-tengah stasiun Tenjo. Pakaiannya
ditanggalkan, hingga tinggal menggunakan celana pendek. Di dadanya dipasang
papan bertuliskan, 'Pelaku Pelecehan Seksual’.
Hukuman
sosial itu sontak mengundang perhatian penumpang lainnya. Pelaku dikerumuni dan
difoto oleh banyak orang di stasiun.
"Ini
efek jera, agar mereka kapok, malu untuk melakukannya lagi. Pelaku-pelaku
lainnya juga biar belajar dari pengalaman ini, jangan melakukan tindakan
asusila di kereta. Apalagi membuat korban menjadi trauma berat," tutur
salah satu petugas keamanan yang berjaga di kereta tersebut.
Ami,
salah seorang penumpang Ekonomi Lokal mengatakan, dia mendukung hukuman sosial
yang diterapkan pihak keamanan stasiun. Apalagi terhadap pelaku pelecehan
seksual.
"Bagi
kita yang wanita, mendapatkan perlakuan dilecehkan seperti itu traumanya luar
biasa. Sulit untuk bisa melupakan. Maka harus ada hukuman yang pantas untuk
pelaku," ucap Afia. (SAR/UVI/YOURNALISTIC)